3 Artikel Cara Terbaik Mendidik Anak

Sebagai orang tua baru maksudnya baru menikah kemudian mempunyai anak menjadi orang tua dari anak, orang tua perlu menambah pengetahuan tentang bagaimana cara terbaik untuk mendidik anak.

Setiap orang tua menginginkan anaknya menjadi baik atau terbaik, berprestasi, sopan dan santun serta kepribadian yang baik. dengan adanya harapan tersebutlah orang tua dituntut dalam mendidik anak juga harus dengan cara-cara yang baik.

Berikut akan saya share dari hasil blogwalking browsing, saya menemukan artikel cara-cara terbaik mendidik anak berikut ulasannya semoga membantu.


A. Artikel Pertama  dari  timothywibowo.com

Cara terbaik untuk mengendalikan anak kita adalah, mengakui emosinya (kenali emosinya) dan beri mereka kekuatan untuk menemukan solusi atas masalah mereka sendiri. Caranya adalah:

1. Dengarkan mereka 100%, tatap matanya dengan tatapan datar atau sayang. (Berikan perhatian dan pengakuan)
Terkadang yang dibutuhkan anak hanya didengar saja, bukan solusinya. Hanya memberikan perhatian 100% kita bisa terkejut, ternyata anak mau terbuka dan mau berbagi pikiran dan perasaan. Hanya dengan berkata “hmm.. okay, begitu ya.. lalu..” Walau nampaknya sederhana, jujur ini sulit bagi kita orangtua yang terbiasa mau ambil jalur cepat alias memberikan solusi dan menyelesaikan masalah. Ketika hal itu kita lakukan, anak akan menutup diri dan menghindar bicara kepada kita. Anak hanya akan meyatakan pikiran dan perasaan yang sejujurnya tanpa takut dihakimi.

Ketika kita biarkan anak mengungkap emosi dan pikirannya dengan bebas (saat kita ada untuk memberi dukungan emosional), kita akan melihat mereka dapat menemukan solusi sendiri untuk permasalahan mereka. Kelebihan lainnya dari pendekatan ini adalah anak akan mengembangkan rasa percaya diri untuk berpikir bagi dirinya sendiri dan menghadapi tantangan – tantangan hidup.

Misal : “saya tadi berkelahi dengan Agus, disekolah”, respon kita “apa yang terjadi? Lukamu pasti sakit sekali yah.. oh, okay”


2. Mengenali dan mengambarkan emosi.
Perlu bagi kita sesaat untuk mempelajari makna dari emosi, karena ini penting bagi kita untuk bisa mencerminkan emosi anak dan mengerti dengan pasti apa yang mereka rasakan. Dengan dimengertinya perasaan mereka, maka mudah bagi mereka untuk terbuka dan bicara tentang masalah mereka. Berikut adalah emosi yang umumnya dialami oleh manusia.

Nama Emosi dan Makna-nya :

Marah – Merasakan adanya ketidakadilan
Rasa bersalah – Kita merasa tidak adil terhadap orang lain
Takut - Kita diharapkan antisipasi karena sesuatum yang tak diinginkan bisa saja terjadi
Frustrasi – Melakukan sesuatu berulangkali dan hasilnya tak sesuai harapan artinya kita harus cari cara lain
Kecewa – Apa yang diinginkan tidak bisa terwujud
Sedih – Kehilangan sesuatu yang dirasa berharga
Kesepian – Kebutuhan akan relasi yang bermakna bukan hanya sekedar berteman
Rasa tidak mampu – Kebutuhan untuk belajar sesuatu karena ada sesuatu yang tak bisa dilakukan dengan baik
Rasa bosan – Kebutuhan untuk bertumbuh dan mendapatkan tantangan baru
Stress – Sesuatu yang terlalu menyakitkan dan harus segera dihentikan
Depresi - Sesuatu yang terlalu menyakitkan dan harus segera dihentikan

Baiklah kita mulai dengan satu kasus, jika anak Anda datang kepada Anda dan berkata “Joni tidak mau bermain bola dengan ku” apa jawab Anda? “Sini main sama papa/mama, maen sama yang lain saja ya atau ya sudah.. maen sendiri saja”. Ketiga jawaban ini sekilas adalah jawaban klasik, dan memang dibenarkan karena sering dipakai. Pertanyaan saya ada Emosi apa dibalik kata-kata anak tersebut? Betul!! KECEWA, KESEPIAN, nah kalau begitu responnya bagaimana? “Hmm.. nak kamu pengen banget ya maen sama Joni?” atau “Hmm.. kamu kesepian yah, pengen main ya?” lalu tunggu responnya, biasanya anak akan bercerita panjang lebar, kemudian solusi sebaiknya diserahkan kepada anak, caranya “lalu apa yang bisa Papa/Mama bantu buat kamu? Mau maen sama Papa/Mama? Atau ada ide lain?” Biarkan anak memilih solusi terbaik bagi dirinya. Hafalkan tabel diatas dan gunakan untuk berkomunikasi dengan anak, pahami seiap kasus yang dialami anak.


Dengan turut mengerti perasaan emosi anak dan membiarkan menemukan solusi masalahnya sendiri maka anak akan merasa dipahami dan nyaman. Serta akan tumbuh rasa percaya diri dilingkungan yang menghargai dia. Dan berikutnya akan mudah bagi anak untuk terbuka terhadap orangtuanya, dan sikap saling percaya antara orangtua dan anak akan terbentuk dengan baik.


Sampai kini, kita telah belajar bagaimana caranya agar anak terbuka dan percaya pada kita, betul? Berikutnya bagaimana caranya mengarahkan? Caranya setelah kita mendengar dan mengerti perasaan dan emosi anak, serta menanyakan solusi terbaik menurut anak (jika anak sudah mampu berpikir untuk solusi) tanyakan “bolehkah Papa/Mama usul?” setelah ada ijin dari anak maka berikan masukan yang Anda rasa paling mujarab. Terkadang cara pandang anak tidak sama dengan orangtua, kita tahu jika anak memilih solusi yang kurang tepat (menurut orangtua) dengan nilai, norma yang berlaku di lingkungan sosial maka kita bisa “menggiringnya” dengan mudah karena langkah 1 dan 2 sudah dilakukan. Tentunya dengan model komunikasi yang sopan dan tetap menghargai anak.


Pintu gerbang kekerasan hati anak akan terbuka lebar saat kita mau menerima dan mengerti anak kita, dan anak akan mempersilahkan kita masuk dan bertamu didalam lubuk hatinya yang paling dalam. Ditempat itulah kita dapat meletakan pesan, arahan dan masukan positif bagi kebaikan masa depan anak.


Saya paham cara ini butuh waktu, semua solusi cerdas untuk meningkatkan kualitas keluarga butuh waktu. Ada namanya “waktu tunggu” untuk suatu hasil yang istimewa. Masakan yang enak dan sehat butuh waktu dan proses didapur, tidak sekian detik jadi. Nah kualitas apa yang kita mau untuk keluarga kita?


Salam

Timothy Wibowo


B. Artikel Kedua dari sayamautau.com

Bagi setiap orangtua memang tidak mudah memikul beban untuk membesarkan anak hingga menjadi pribadi yang sukses dalam kehidupan dan kepribadian. Semua butuh kesabaran, kerja keras, keikhlasan, dan masih banyak lagi. Tanpa bermaksud menyederhanakan, berikut beberapa tips yang dapat diaplikasikan oleh Anda para orangtua yang ingin anaknya meraih kesuksesan di masa mendatang.

1. Menanamkan nilai-nilai Ketuhanan. Mengajarkan ketuhanan kepada anak menjadikannya lebih mencintai tuhan daripada selain-Nya. Selain itu, orangtua harus menekankan bahwa setiap langkah manusia selalu dalam pengawasan tuhan. dan penerapan konsep tersebut adalah dengan berusaha menaati peraturan dan menjauhi larangan-Nya. Terlebih dahulu, orangtua selaku guru (pertama) bagi anak-anaknya harus mampu menyesuaikan tingkah lakunya dengan nilai-nilai yang diajarkan dalam agama. Ini adalah pendidikan yang paling penting di atas hal-hal penting lainnya.

2. Mendidik dengan keteladanan. Lingkungan keluarga akan sangat berpengaruh pada perkembangan kepribadian Anak Anda. Orang-orang di sekelilingnya akan menjadi model dan contoh dalam bersikap. Sudah selayaknyalah Anda selaku orangtua memberi keteladanan kepada anak-anak Anda. Ajarkan anak Anda hal-hal baik yang juga Anda bisa lakukan. Akan sangat lucu jika yang Anda ajarkan sesuatu kepada anak Anda ternyata Anda sendiri tak melakukannya.

3. Mendidik dengan kebiasaan. Suatu kebaikan harus dimulai dengan pembiasaan. Anak harus dibiasakan melakukan sesuatu agar hal itu menjadi sesuatu yang akan mudah dan biasa ia lakukan. Ajarkan ia kebiasaan bangun pagi, beribadah sejak dini, mengerjakan PR, makan teratur, tidur lebih awal, dan lain sebagainya. Dengan begini, secara tak langsung, Anda juga telah mengajarkannya kemandirian.

4. Menumbuhkan rasa percaya diri. Sebagai upaya menumbuhkan rasa percaya diri anak, Anda dapat melakukan hal-hal seperti sering membawa anak-anak ke majelis orang dewasa, resepsi, atau berkunjung ke rumah saudara. Semakin sering anak Anda bertemu orang, semakin tumbuh rasa percaya dirinya. Jangan lupa untuk sering mengajaknya bicara tentang apa saja. Selain melatih sosialnya, ini juga melatih kepercayaan dirinya untuk mengeluarkan pendapat.

5. Memotivasi anak berbuat baik. Seorang anak dilahirkan dalam keadaan bersih dan suci sehingga hatinya yang putih dan lembut itu pun akan mudah tersentuh dengan kata-kata yang baik. Anak-anak, terutama pada usia emas (golden age), cenderung lebih mudah tersentuh oleh motivasi ketimbang ancaman. Karenanya, Anda hendaknya tidak mengandalkan ancaman untuk mendidik buah hati Anda.

6. Sediakan wwaktu untuk makan bersama. Makan bersama anak akan mempererat keterikatan batin antara Anda dengannya. Sambil makn Anda bisa melakukan dialog terbuka dan diskusi dengannya. Anda juga bisa mengajarkan hal-hal penting dan baik lainnya saat bersantap-saji. Di saat seperti ini, anak Anda akan merasakan pentingnya peran kedua orangtuanya. Hal ini juga dapat mempermudah meresapnya segala nasihat tentang perilaku, keimanan, atau pendidikan yang Anda berikan.

7. Mendidik dengan Reward. Memberi hadiah adalah salah satu penghargaan yang dapat melunakkan hati anak sehingga mereka akan bersimpati kepada Anda dan akhirnya mau melaksanakan nasihat yang Anda berikan. Namun perlu diingat, tidak semua perbuatan baik anak harus dihargai dengan materi. Lakukan reward yang bervariasi, bisa dengan pujian, ciuman, belaian, uang, dan lain-lain.

8. Memilih Sekolah yang juga memperhatikan budi pekerti anak. Saat anak menginjak usia sekolah, Anda berperan dalam memilihkan sekolah anak Anda. Pilihlah sekolah yang juga mengajarkan ibadah, mengembangkan pola pikir anak, memberikan data dan ilmu semaksimal mungkin. Meski anak sudah mulai sekolah, Anda hendaklah tetap selalu memperhatikan dan mengawal pendidikannya.

9. Mendidik dengan hukuman. Cara ini boleh dilakukan jika cara-cara di atas tidak berhasil. Memang dalam mendidik anak, menghukum diperbolehkan selama tidak berlebihan seperti sampai menyebabkan luka. Hukuman tersebut usahakan menimbulkan efek jera kepada anak agar ia tidak mengulangi perbuatannya. Akan tetapi harus diperhatikan adab-adabnya, jangan sampai berlebihan yang akhirnya akan membuat anak menjadi dendam dan tertekan. Kal ini justru tak baik bagi perkembangan pribadinya.

10. Menggunakan metode yang tepat. Setiap anak memiliki karakter dan pribadi yang berbeda walaupun berasal dari orangtua yang sama. Cari metode yang tepat dan jitu sehingga anak dapat diarahkan dengan lebih mudah. Sebagai orangtua, Anda diharapkan tak henti untuk terus belajar menemukan metode atau cara yang tepat untuk mendidik anak Anda. Ilmu bisa dicari dari mana saja.
<edd>

C. Artikel ketiga dari excelqhalif.com

4 tahap bagaimana mendidik anak mengikut sunnah Rasulullah s.a.w adalah :

1)   Umur anak-anak 0-6 tahun. Pada masa ini, Rasulullah s.a.w menyuruh kita untuk memanjakan, mengasihi dan menyayangi anak dengan kasih sayang yg tidak berbatas. Berikan mereka kasih sayang tanpa mengira anak sulung mahupun bongsu dengan bersikap adil terhadap setiap anak-anak. Tidak boleh dirotan sekiranya mereka melakukan kesalahan walaupun atas dasar untuk mendidik.
Kesannya, anak-anak akan lebih dekat dengan kita dan merasakan kita sebahagian masa membesar mereka yang boleh dianggap sebagai rakan dan rujukan yang terbaik. Anak-anak merasa aman dalam meniti usia kecil mereka kerana mereka tahu yang anda (ibubapa) selalu ada disisi mereka setiap masa.

2)   Umur anak-anak 7-14 tahun.  Pada tahap ini kita mula menanamkan nilai DISIPLIN dan TANGUNGJAWAB kepada anak-anak. Menurut hadith Abu Daud, “Perintahlah anak-anak kamu supaya mendirikan sembahyang ketika berusia tujuh tahun dan pukullah mereka kerana meninggalkan sembahyang ketika berumur sepuluh tahun dan asingkanlah tempat tidur di antara mereka (lelaki dan perempuan). Pukul itu pula bukanlah untuk menyeksa, cuma sekadar untuk menggerunkan mereka. Janganlah dipukul bahagian muka kerana muka adalah tempat penghormatan seseorang. Allah SWT mencipta sendiri muka Nabi Adam.
Kesannya, anak-anak akan lebih bertanggungjawab pada setiap suruhan terutama dalam mendirikan solat. Inilah masa terbaik bagi kita dalam memprogramkan sahsiah dan akhlak anak-anak mengikut acuan Islam. Terpulang pada ibubapa samada ingin menjadikan mereka seorang muslim, yahudi, nasrani ataupun majusi.

3)   Umur anak-anak 15- 21 tahun. Inilah fasa remaja yang penuh sikap memberontak. Pada tahap ini, ibubapa seeloknya mendekati anak-anak dengan BERKAWAN dengan mereka. Banyakkan berborak dan berbincang dengan mereka tentang perkara yang mereka hadapi. Bagi anak remaja perempuan, berkongsilah dengan mereka tentang kisah kedatangan ‘haid’ mereka dan perasaan mereka ketika itu. Jadilah pendengar yang setia kepada mereka. Sekiranya tidak bersetuju dengan sebarang tindakan mereka, elakkan mengherdik atau memarahi mereka terutama dihadapan adik-beradik yang lain tetapi banyakkan pendekatan secara diplomasi walaupun kita adalah orang tua mereka.Kesannya, tiada orang ketiga atau ‘asing’ akan hadir dalam hidup mereka sebagai tempat rujukan dan pendengar masalah mereka. Mereka tidak akan terpengaruh untuk keluar rumah untuk mencari keseronokkan memandangkan semua kebahagian dan keseronokkan telah ada di rumah bersama keluarga.

4)   Umur anak 21 tahun dan ke atas. Fasa ini adalah masa ibubapa untuk memberikan sepenuh KEPERCAYAAN kepada anak-anak dengan memberi KEBEBASAN dalam membuat keputusan mereka sendiri. Ibubapa hanya perlu pantau, nasihatkan dengan diiringi doa agar setiap hala tuju yang diambil mereka adalah betul. Bermula pengembaraan kehidupan mereka yang sebenar di luar rumah. Insha’Allah dengan segala displin yang diasah sejak tahap ke-2 sebelum ini cukup menjadi benteng diri buat mereka. Ibubapa jangan penat untuk menasihati mereka, kerana mengikut kajian nasihat yang diucap sebanyak 200 kali terhadap anak-anak mampu membentuk tingkahlaku yang baik seperti yang ibubapa inginkan.

Curahkan Kasih Sayang dengan Bermain Bersama-sama Mereka

Tiada manusia dilahirkan tanpa titik permulaan. Sesungguhnya fasa yang terpenting dalam tumbesaran setiap anak-anak adalah pada fasa yang pertama mengikut didikan Rasulullah S.A.W seperti di atas. Tahap ini dianggap paling penting kerana ketika inilah asas @ foundation dalam kerohanian anak-anak yang sihat terbentuk.

Mengikut ujian tingkah laku, anak-anak yang diberi perhatian dan kasih sayang yang cukup akan membesar dengan penuh yakin dan lebih mudah mendengar kata. Sebaliknya bagi anak-anak yang kurang diberi perhatian, mereka mudah memberontak dengan melakukan perkara yang ditegah walaupun berulang kali ditegur. Mereka percaya itulah cara terbaik bagaimana untuk menarik perhatian anda semula.

Masa Kecil Mereka Takkan Berulang Buat Kali Kedua…

Dipetik kata-kata Prof Dr Muhaya dalam siaran langsung di radio IKIM.fm dalam segmen ‘Reset Minda Orang Yang Tenang’ baru-baru ini,
“Carilah aktiviti atau program yang memberi manfaat masa berkualiti bersama anak-anak. Program yang menekan seperti ikatan kekeluargaan ataupun ‘family bonding time’ adalah program terbaik dalam ‘membayar’ semula masa dan tenaga yang kita gunakan untuk mencari rezeki kepada anak-anak”.

Justeru itu, atas dasar keprihatinan dan kasih sayang terhadap anak-anak, pihak kami Excel Qhalif berbesar hati untuk menjemput para ibubapa ke Kelas PERCUMA Excel Qhalif Playgroup yang berkonsepkan islamik bagi mengeratkan lagi hubungan anda sekeluarga. Anak-anak akan berpeluang bermain dan belajar bersama-sama rakan yang lain dengan kehadiran ibubapa mereka sendiri. Rebutlah peluang ini sementara mereka masih kecil, kerana masa kecil mereka takkan berulang buat kali kedua…

sumber gambar : http://saga-islamicnet.blogspot.com/2011/01/tips-mendidik-anak-ala-rasulullah.html







Dukung blog ini caranya berbelanja online di www.tokofaiz.com klik disini www.tokofaiz.com



Comments

  1. nice share sob, bagus nih untuk para orang tua, (Y) jgn selaalu menyalahkan anak, terkadang orang tua yang salah namu ttp anak yg di salahkan

    kunjungan baliknya di tunggu :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. terimakasih, saya sudah berkunjung ke blog teknologi berkata, blog anda lebih bagus dari blog ini

      Delete

Post a Comment